AntologiDari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma secara peristiwa terbagi tiga bagian, yaitu Zaman Jepang, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Sesudah 17 Agustus 1945. Idrus menulis karya-karyanya dengan bahasa sehari-hari yang ringkas, sederhana, dan tanpa hiasan kata-kata.

Pendahuluan Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma disingkat AMJLR adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2019. Film ini disutradarai oleh Edo Putra dan dibintangi oleh Marcella Zalianty, Chicco Jerikho, dan Tara Basro. Film ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita bernama Maria yang ingin memenuhi janjinya kepada ibunya untuk membawa abunya ke Roma. Namun, perjalanan Maria tidaklah mudah karena dia harus menghadapi berbagai macam rintangan dan kesulitan. Kisah Cerita dimulai ketika Maria diperankan oleh Marcella Zalianty harus merawat ibunya yang sakit parah. Saat ibunya meninggal, Maria menemukan sebuah janji yang pernah ia buat dengan ibunya untuk membawa abunya ke Roma. Meski sebenarnya Maria tidak tahu apa arti dari Roma, tetapi dia bertekad untuk memenuhi janji tersebut. Maria pun memutuskan untuk memulai perjalanannya dengan berjalan kaki dari Jakarta ke Bali. Di tengah perjalanan, Maria bertemu dengan seorang pria bernama Joko diperankan oleh Chicco Jerikho yang juga sedang dalam perjalanan yang sama. Keduanya akhirnya saling membantu dan berjalan bersama-sama. Konflik Selama perjalanan, Maria dan Joko menghadapi berbagai macam rintangan dan kesulitan. Mereka harus melewati hutan yang berbahaya, bertemu dengan orang-orang yang tidak bersahabat, dan menghadapi cuaca yang ekstrem. Namun, mereka terus berjuang dan tidak menyerah. Selain itu, Maria dan Joko juga harus menghadapi konflik batin mereka sendiri. Maria merasa sedih dan tersiksa karena harus meninggalkan ibunya dan pergi jauh, sedangkan Joko merasa kecewa dengan hidupnya yang tidak kunjung membaik. Namun, mereka berdua saling menguatkan dan menemukan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri. Klimaks Klimaks cerita terjadi ketika Maria dan Joko akhirnya sampai di Roma setelah melewati berbagai macam rintangan dan kesulitan. Namun, ketika mereka tiba di Roma, Maria merasa kecewa karena tidak menemukan apa yang dia cari. Ternyata, Roma bukanlah tempat yang dia bayangkan sebelumnya. Maria merasa sedih dan kecewa, tetapi Joko menghiburnya dan memberinya inspirasi untuk melihat keindahan dan makna dari tempat yang sebenarnya. Akhirnya, Maria menyadari bahwa perjalanan yang dia lakukan bukanlah hanya sekedar membawa abunya ke Roma, tetapi juga merupakan perjalanan untuk menemukan dirinya sendiri dan makna dari hidupnya. Kesimpulan Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma adalah sebuah film yang menginspirasi dan menyentuh hati. Ceritanya mengajarkan kita tentang kekuatan tekad dan semangat untuk menghadapi rintangan dan kesulitan dalam hidup. Selain itu, film ini juga mengajarkan kita untuk selalu mencari makna dan keindahan dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Traveling

SinopsisNovel Di Bawah Lindungan Ka Bah; Sinopsis Novel Dear Nathan Beserta Unsur Intrinsiknya; Sinopsis Novel Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma; Sinopsis Novel Cinta Dalam Kardus; Sinopsis Novel Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Pan Sinopsis Novel Ayat Ayat Cinta Beserta Unsur Intri Sinopsis Novel Air Mata Terakhir Bunda; Sinopsis

67% found this document useful 3 votes5K views15 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes5K views15 pagesDari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke RomaJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

DariAve Maria ke Jalan Lain ke Roma di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Pasti Ori ∙ Garansi 7 Hari ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.

Judul buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma No. ISBN 979-407-218-4 Penulis Idrus Penerbit Balai pustaka Cetakan 24 Tahun 2008 Halaman 172 Tebal buku 20,5 cm Abdullah Idrus 21 September 1921 – 18 Mei 1979 adalah penulis dari 5 novel, puluhan cerita pendek, dan beberapa naskah drama. Karena karyanya, penulis asal Sumatra Barat ini bahkan dikukuhkan oleh Jassin sebagai pelopor angkatan-45. Kehidupan susah terjadi di Jakarta, Surabaya, Plered, dan diseluruh pulau Jawa. Semua orang menengadahkan tangan ke langit, meminta rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa , seperti Tuhan lupa memberi mereka rezeki. Setiap tahun padi menguning juga, beras digiling juga … Tuhankah yang salah? Sepenggal penutup dari salah satu cerpen berjudul “Jawa Baru” dalam buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” karangan Idrus membuat saya tertegun beberapa saat. Bak peramal, tulisan tahun 40-an itu bahkan masih relate dengan keadaan sekarang. “Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma” berisikan sebelas cerita pendek dan sebuah naskah drama. Cerita cerita tersebut juga dibagi kedalam 3 bagian berdasarkan “corak” kepenulisan serta waktu kejadian didalam ceritanya. Yaitu, Zaman Jepang, corat coret dibawah tanah, dan sesudah 17 Agustus 1945. Pada bagian zaman Jepang yang terdiri atas satu cerpen dan satu drama ini, Idrus lebih menunjukkan sisi percintaan yang dibalut situasi pergerakan pemuda pada zamannya. Kita akan merasakan romantisme dalam kapsul waktu yang membawa kita ke 78 tahun lalu disaat saudara jauh bangsa ini mulai berdatangan. Salah satunya cerpen Ave Maria, berisikan tentang kebesaran hati Zulbahri, yang ikut pergerakan tanah air dan merelakan pujaan hatinya mencintai pria lain. “Teruskanlah lagu ave maria itu, lagu bahagiamu berdua” Baca jugaResensi 21+ Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Pada bagian kedua yang berisi 7 cerita pendek, Idrus meninggalkan sisi romantisnya, dan pergi menjelajahi kelamnya kehidupan sehari-hari dimasa pendudukan Jepang. Imajinasi dikepala akan terpenuhi oleh bayang-bayang lingkungan kumuh, pribumi yang kekurangan gizi, tindakan represif aparat, korupsi pejabat, dan hal pahit lainnya. Tulisan ini sangat cocok sebagai titik tolak pembelajaran masa kini dimana pemuda diharapkan lebih menghargai jasa pendahulunya dimasa lalu. Proklamasi memang membawa angin segar bagi penduduk Indonesia, namun luka tak bisa sembuh dalam semalam. Di bagian ketiga buku ini, Idrus berkisah tentang keadaan Indonesia setelah 17 Agustus 1945. Kisah epik tentang kepahlawanan rakyat Surabaya terdapat di bagian ini. Membacanya akan merasa sedang berada di medan perang sesungguhnya. Selain itu, cerita favorit saya berada di bagian ini. Kisah sebuah celana pendek. Berisi tentang kemiskinan seorang opas atau penjaga kantor yang memakai celana pendek pemberian ayahnya dengan bangga sampai akhir hayatnya. Baca jugaResensi Buku Kata “tentang senja yang kehilangan langitnya” Pada masa sekarang, buku ini ibarat ukiran goa pada masa lampau negeri ini yang kita baca dan interpretasikan sebagai tonggak sejarah dan bukti pergerakan masyarakat akar rumput pada tanah airnya. Bagi saya, buku ini mengandung nilai sentimentil tertentu, didukung oleh penulisan dengan tata bahasa melayu modern, yang memang lazim digunakan pada zaman itu. Dan jika dibandingkan dengan karya tulis lain dengan tata bahasa yang sama, karya Idrus dalam buku ini lebih mudah dipahami. Namun, bagi saya, cerpen Surabaya memiliki alur yang sedikit njelimet dan terlalu panjang. Namun, hal itu tidak mengurangi nilai epik kisah kepahlawanan tersebut. Dan mungkin beberapa pembaca akan sedikit kesusahan dalam mengartikan kata kata arkais dalam cerita tersebut. Akhir kata, buku ini direkomendasikan untuk dibaca karena memiliki nilai-nilai positif yang dapat membuat pembaca lebih mensyukuri dan menghargai kehidupan sekarang. Penulis Daniel Simanjuntak Comments comments
DariAve Maria ke Jalan Lain ke Roma (Kumpulan Cerpen dan Drama) Ditulis oleh Idrus, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan buku kumpulan cerpen dan drama yang diterbitkan pada 1948. Judul dari karya ini diambil dari judul karya pertama dan terakhir dari buku yang diterbitkan oleh Balai Pustaka Ini. Buku ini terbagi menjadi tiga bagian.
Judul Buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma No. ISBN 9794072184 Penulis Idrus Penerbit Balai Pustaka Tahun Terbit 1990 Jumlah Halaman 172 Halaman Tebal Buku 21 cm Kategori Jurnal Sastra Bahasa Indonesia PENGENALAN Abdullah Idrus lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus. Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu. Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain. Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan angkatan ’45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh tempat terhormat dalam dunia satra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang dikukuhkan dalam bukunya. Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkena dengan sastra seperti Teknik Mengarang Cerpen dan Internasional Understanding Through the Study of Foreign Literature. SINOPSIS Novel ini berisi sekumpulan cerita yang tidak saling berhubungan tetapi memiliki setting yang sama, yaitu masa perjuangan Indonesia yang berkisar sekitar pendudukan Jepang sampai kedatangan Sekutu. Berikut beberapa judul yang ditulis oleh Idrus, yaitu Ave Maria, Kejahatan Membalas Dendam, Kota Harmoni, Jawa Baru, Pasar Malam Jaman Jepang, Sanyo, Fujinkai, Oh..oh..oh..!, Heiho, Kisah Celana Pendek, Surabaya, dan Jalan Lain ke Roma. Dari sekian banyak kisah yang ditulis oleh Idrus dalam novel ini ada salah satu judul yang menarik perhatian kami. Dalam kisah tersebut Idrus mengisahkan seorang jurnalis bernama Ishak yang memiliki pemikiran berbeda dari jurnalis lainnya. Ishak merupakan sosok orang yang cukup konsisten dan tidak menyerah dalam mempertahankan idealisme dan menggapai cita-citanya. Dia rela meninggalkan tunangannya yang bernama Satilawati dan dia dianggap sebagai seorang pengecut. Disamping itu Pak Sukroso ayah Satilawati tidak menyukai hubungan mereka. Beliau membenci Ishak dan menganggap bahwa Ishak tidak berbakat menjadi seorang pengarang atau jurnalis. Sebenarnya Satilawati sangat mencintai Ishak yang apa adanya. Meskipun hubungannya ditentang oleh ayahnya, Satilawati tetap mengharapkan Ishak kembali. Hingga pada suatu hari, Pak Sukroso meminta bantuan bibinya seorang perempuan paruh baya yang datang dari Cianjur. Perempuan paruh baya tersebut adalah seorang dukun masyhur dalam menceraikan orang. Namun, perempuan paruh baya itu menolak untuk memisahkan Satilawati dari Ishak, karena ia tau cucunya Satilawati sangat mencintai Ishak. Keunggulan Kisah dalam novel ini sangat imajinatif dan tergambarkan dengan jelas sehingga kita dapat merasakan suasana yang dijabarkan Idrus. Cerita dalam novel ini sangat berjiwa nasionalis dan penuh makna. Begitu banyak pelajaran hidup yang dapat kita peroleh. Ketika kita membaca novel ini, kita akan merasa seolah-olah kita sedang mengalami perjalanan pada masa pemerintahan Jepang dan Sekutu masih berkuasa di Indonesia. Selain itu, sampul novel ini sangat menarik perhatian sehingga tertantang untuk membacanya. Kekurangan Bahasanya yang cukup sulit dipahami karena menggunakan bahasa Melayu dan baku sehingga kami para generasi zaman sekarang sedikit kesulitan memahami cerita yang ada dalam novel ini. Referensi Anggota Kelompok Eka Wahyuningtyas13514444 Putri Elena S. 18514594 Saras Zettira Pratiwi 1A514046 Windy Noviyanti519 1C514282 DariAve Maria Ke Jalan Lain Ke Roma dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. SInopsis kelebihan dan kekurangan judul resensi identitas buku susunan yang tepat struktur teks resensi? Cermati penulisan alamat surat berikut! Yth: Bapak Ahmad Sugiharto, SE Kepala Bagian
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan sebuah buku kumpulan cerpen karya Idrus yang terbit pada sekitar tahun 1948. Sekilas bila kita membaca judul buku tersebut, mungkin kita akan mengira kalau judul buku tersebut merupakan satu kesatuan yang padu. Akan tetapi, buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan sebuah buku yang memuat kumpulan lima belas cerpen dan satu drama sandiwara, yang diawali dari cerpen berjudul Ave Maria dan diakhiri dengan cerpen yang berjudul Jalan Lain ke Roma. Hampir keseluruhan latar tempat dan suasana pada berbagai cerpen di dalam buku ini menggambarkan situasi dan kondisi pada zaman Jepang, dan hanya satu cerpen yang menggambarkan suasana pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, ketika perang pecah antara Sekutu dengan rakyat Indonesia di Surabaya, yang mana termuat dalam cerpen yang berjudul Surabaya. Pada awal pembuka buku ini, kita disuguhkan dengan cerpen Ave Maria. Cerpen Ave Maria mengisahkan cinta segitiga antara Zulbahri, Wartini, dan Syamsu. Zulbahri dan Wartini merupakan sepasang suami-istri yang hidup pada zaman Jepang dan belum memiliki keturunan. Sedangkan Syamsu merupakan adik kandung dari Zulbahri, yang mana dulunya merupakan kekasih Wartini. Pada suatu ketika, Syamsu yang ingin mencari kerja di Jakarta berkata kepada kakaknya, Zulbahri, bahwa ia akan tinggal di rumahnya. Zulbahri sebenarnya keberatan, apalagi ia tahu bahwa adanya hubungan antara Syamsu dengan Wartini. Akan tetapi, karena Syamsu berkata kepada Zulbahri bahwa ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Wartini, akhirnya ia diizinkan oleh Zulbahri untuk tinggal bersama mereka berdua. Sedangkan di akhir buku ini, kita disajikan sebuah cerpen yang amat realistis mengenai kehidupan seorang pemuda yang amat jujur dan amat menderita. Pemuda tersebut bernama Open dalam sebuah cerpen yang berjudul Jalan Lain ke Roma. Cerpen ini menceritakan tentang Open yang pada awalnya berprofesi sebagai guru Sekolah Rakyat, kemudian mualim, lalu pengarang. Adapun alasan Open selalu berganti-ganti profesi ialah karena suka berterus terang. Pada saat menjadi guru di Sekolah Rakyat, Open yang dinasehati oleh ibunya harus selalu berterus terang, bercerita kepada para muridnya bahwa ia habis bertengkar dengan istrinya, yang mana istrinya tersebut membawa-bawa golok. Akibatnya, Open dijuluki guru golok oleh para muridnya. Dan seiring berjalannya waktu, kata 'golok' pun berubah pengucapannya menjadi 'goblok', dan Open akhirnya dijuluki guru goblok. Karena tak tahan diejek oleh para muridnya, Open akhirnya memukul salah seorang muridnya hingga telinganya keluar darah, dan mengakibatkannya dipecat dari pada mulanya kehidupan Open amatlah sengsara, tapi akhirnya ia sadar betul akan perkataan ibunya yang selalu menasehatinya agar selalu berterus terang, hingga pada akhirnya ia dapat menyimpulkan apa yang dimaksudkan oleh ibunya. Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma amat cocok bagi kalian yang senang membaca sejarah bangsa Indonesia. Karena di dalam buku ini penggambaran ceritanya amatlah realis dan menggunakan bahasa Indonesia lama Melayu-Indonesia. Buku ini juga terbilang langka, karena jarang sekali yang menggemari karya sastra lama. Itu tadi merupakan ulasan mengenai sebuah buku kumpulan cerpen karya Idrus yang berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Adapun ulasan saya buat ini bersifat pribadi. Di akhir kata saya ucapkan semoga apa yang saya ulas ini dapat bermanfaat, dan kurang serta lebihnya saya ucapkan terima kasih.
DariAve Maria ke Jalan Lain ke Roma (kumpulan cerpen) Dua Episode Masa Kecil (kumpulan cerpen) Dengan Mata Terbuka (kumpulan cerpen) Dokter Bisma (drama) Jibaku Aceh (drama) Kejahatan Membalas Dendam (drama). 5. Achdiat K. Mihardja.
Resensi novel karya IDRUS Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma’ 1. Identitas a. Judul Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma b. Penulis / pengarang IDRUS c. Penerbit Balai Pustaka d. Kota Terbit Jakarta e. Cetakan ke-16 f. Tahun Terbit 2000 g. Tebal Halaman 171 h. Jenis kertas HVS lama 2. Jenis buku Novel karya sastra lama Fiksi 3. Pengarangan IDRUS lahir pada tahun 1921 di Padang. Sastrawan yang berasal dari Minangkabau ini berpendidikan sekolah menengan. Ia mulai menulis lukisan-lukisan, cerpen, dan drama sesudah Jepang mendarat dalam tahun 1942. Ia termasuk salah seorang pelopor Angkatan 1945. Ia juga telah membawakan perubahan baru dalam prosa Indonesia modern. Dengan tegas ia menyatakan putusnya hubungan antara prosa sebelum perang dan prosa sesudah perang. Perbedaan prosa Idrus dengan prosa pada masa pra pujangga baru ialah bahwa prosa Idrus bersifat universal dan cenderung ke lukisan tentang kehidupan sehari-hari yang telah bertumpu pada kesegaran dan kenyataan. Karya-karya Idrus yang lain adalah 1. A K I 2. Perempuan dan Kebangsaan Novel Majalah Indonesia Film I 3. Jibaku Aceh Drama Tunggal 4. Dokter Bisma Drama 5. Keluarga Suroso Drama 4 babak 4. Keunggulan Bahasanya mudah dimengerti dan juga dipahami dengan cerita yang kaya akan semangat nasionalisme, pelajaran kehidupan. Kita akan dapat merasakan seolah-olah kita merasakan dan mengalami perjalanan pada masa pemerintahan Jepang ketika masih berkuasa di ini dapat mengajak para pembaca membayangkan apa yang tertulis di buku, dan seolah-olah isi dari buku ini merupakan suatu kehidupan nyata yang benar-benar terjadi. 5. Kelemahan Buku ini terkesan seperti bahaya Melayu. Penulis menulis berbagai macam cerita dengan isi yang berbeda-beda sehingga pembaca kesulitan untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, walaupun sebenarnya cerita tersebut saling berkaitan. 6. Sinopsis - Ave Maria Sebuah keluarga duduk di depan teras rumah, mereka menantikan kedatangan seseorang. Tiba-tiba adik tertawa sambil menunjuk ke arah jalan. Terlihat seorang pemuda dengan baju jas yang robek-robek, dibagian belakang hanya tertinggal benang-benang saja. Sambil tertawa, adik memberi hormat pada Zulbahri yang dinanti-nanti. Zulbahri menceritakan kisah cintanya ketika menikah dengan Wartini. Sudah 8 bulan mereka menikah tetapi belum mempunyai keturunan. Ternyata Wartini menyukai pria lain yaitu Syamsu, adik Zulbahri. Zulbahri tahu bahwa mereka berdua saling mencintai, lalu Zulbahri menceraikan Waetini dan menjodohkannya dengan Syamsu. Zulbahri pergi ke medan perang untuk membela nusa dan bangsa. - Kejahatan Membalas Dendam Ishak adalah pengarang dan penerbit buku muda yang sudah bertunangan dengan Satilawati. Satilawati memiliki sifat yang keras kepala, ayah Satilawati tidak menyetujui hubungan mereka, ayah Satilawati, Suksoro yang merupakan pengarang kalot serta seorang kritikus yang terkenal kejam. Suksoro memanggil seorang wanita tua yang sangat sakti untuk memisahkan hubungan Ishak dan Satilawati. Wanita itu adalah nenek Satilawati yang tidak setuju atas permintaan Suksoro dengan alasan Satilawati yang sangat mencintai Ishak. Ishak pergi karena dicelakai oleh temannya sendiri yaitu Kartili yang memberikan obat gila agar Ishak meninggalkan Satilawati. Akhirnya, Ishak yang sempat gila berhasil disembuhkan oleh wanita tua, dan hubungan mereka disetujui oleh Suksoro. Kartili yang sempat membuat Ishak gila, akhirnya menjadi gila. - Kota Harmoni Trem penuh sesak dengan orang-orang dan bau keringat ditambah bau terasi yang sungguh tidak sedap. Datanglah seorang nona Indo-Belandalalu mengeluh dengan bau terasi dari seorang Tionghoa. Wanita Tionghoa marah-marah pada nona Indo-Belanda. Didalam term penuh sesak orang-orang yang berdesakkan bahkan sulit untuk menghirup udara segar. Orang-orang akan merasa lega ketika orang-orang turun dan kembali berdesakkan ketika orang-orang naik lagi. Seorang Nippon datang dengan kuasanya menyuruh orang minggir untuk memberi jalan. Seorang anak muda yang terlihat jengkel, dihampirinya dan anak muda itu hanya diam. Kondektur meminta karcis saat tiba di Harmoni, dan banyak orang yang kini sudah mendapatkan tempat duduk. Beberapa orang naik lewat jendela termasuk orang Nippon. Orang Indonesia yang melihat itu menegur orang Nippon itu dan akhirnya mereka beradu mulut. Hingga datang seorang kenpetai yang memarahi orang Nipponitu, sedangkan orang Indonesia merasa senang. - Jawa Baru Bahan-bahan pokok sangat mahal, orang-orang Indonesia hanya mendapatkan beberapa bagian sedangkan orang-orang Nippon mendapatkan lebih. Dijalanan banyak orang kelaparan lalu mati. Tetapi pemerintah Nippon seakan tak peduli, Jawa Hokaido mengadakan rapat tentang penambahan pasokan bahan-bahan pokok tanpa melihat keadaan orang-orang Indonesia. Orang-orang Jawa hanya bersabar dan menerimanya dengan lapang dada. - Pasar Malam Zaman Jepang Orang-orang berbondong-bondong ke pasar raya dengan bantuan Sendenbu, apapun dengan bantuan Sendenbu akan selalu menarik. Mereka berdesakkan di loket pembelian tiket. Pasar malam dengan tempat gelap disiapkan untuk pengunjung dan tempat tersang, di rumah makan terdengar suara musik, diruangan barisan propoganda terlihat ban kapal tempur yang sengaja diperlihatkan serta baju bagor, di ruang rolet banyak orang duduk berjam-jam tak ada yang ribut seperti Gandi yang sedang main rolet hingga hampir menjual semua pakaiannya dan pada akhirnya ia pun kalah. Beberapa hari kemudian ia gantung diri. - Sunyo Kadir seorang penjual kacang goreng terduduk berjam-jam sedang berjualan, tetapi tidak laku juga. Ia hanya mendengarkan radio umum tentang pecah sebagai ratna, pengangkatan Sanyo. Ia memaki-maki sanyo tanpa tahu artinya. Datang seorang penjual es lilin dan Kadir pun merasa sombong. Lalu datang seorang laki-laki yang ingin membe;i kacangnya sebesar 3 sen. Kadir bertanya tentang arti sanyo pada lelaki itu, lelaki itu melempar kacang ke Kadir lalu pergi. Kadir masih memikirkan tentang sanyo, lalu ia berfikit bahwa sanyo adalah tukan catut. Ditanyalah seorang laki-laki yang hendak membeli kacang. “Apakah sanyo adalah tukang catut?” mendengan itu laki-laki tadi marah danmembawa Kadir ke kantor polisi. - Fujinkai Nyonya sastra akan mengadakan rapat di kampung A sehingga ia terlihat sangat sibuk. Nyonya Sastra membuka rapat dan berbicara sangat lama dan membuat anggota merasa bosan, bahkan ada yang pulang karena kesal. Para anggota yang masih di ruang rapat marah akan sikap Nyoya Sastra, yang bebicara sangat lama dan pada akhirnya hanya meminta sumbangan dari para anggota. - Oh... Oh... Oh... Kereta api berangkat dari Sukabumi menuju Jakarta, orang-orang di kelas 2 duduk dengan nyaman tidak seperti orang-orang di kelas 3 dan 4 yang harus berdesak-desakkan. Kereta berhendi di stasiun kecil dan beberapa anak muda tak berpakaian masuk ke kereta, mereka Keibodan yang memeriksa orang-orang yang membawa beras lalu dipukuli dan diambil berasnya. Sebungkus beras tak diambil karena punya seorang agen polisi, anak-anak muda itupun pergi. Agen polisi meminta beras pada perempuan disampingnya agar berasnya aman sampai Jakarta. Ssampainya di Jakarta agen polisi tidak mengembalikan beras perempuan itu, sehingga perempuan itu menangis. - Heiho Kartono sesosok orang yang rajin di kantornya dan tetap semangat walaupun gajinya kecil ia tidak pernah membolos dan tak pernah sekalipun mendapatkanpenghargaan. Ia pun mencalonkan menjadi Heiho. Opas pos memberi selembar kertas yang menyatakan dirinya lulus menjadi Heiho dan teman-temannya memberi selamat. Di asrama Heiho, Kartono mendapatkan pakaian Heiho. Ia pulang dengan wajah gembira dan sesampainya di rumah Kartono menyampaikan pada istrinya, namun dengan berat hati Martini melepas suaminya untuk menjadi Heiho. - Kisah Sebuah Celana Pendek Suatu hari Pearl Harbour diserang Jepang, Kusno merasa senang karena mendapatkan celana kapar 1001 dari sang ayah. Kusno buta akan politik, setelah mendapatkan celana baru Kusno melamar pekerjaan dimana-mana. Pada akhirnya Kusno menjadi Opas pos yang digaji 10 sen perbulan. Lama-lama celananya rusak dan ia berhenti kerja karena gaji yang kecil. Kusno hidup dalam kelaparan dan ia berfikir kenapa selalu ada perang. - Surabaya Orang Indo-Belanda berani memasang bendera merah putih biru di hotel Yamato. Orang-orang Indonesia tercengang, tiba-tiba seorang pemuda naik keatas tiang bendera dan dirobeknya kain biru. Orang-orang Indo-Belanda menembaki orang-orang seperti cowboy yang memegang belati. Pertempuran di Jakarta membara, orang-orang harus menyerahkan senjatanya pada sekutu. Tetapi mereka tidak mau, akhirnya api membakar gedung-gedung dan jiwa bangsa Indonsia. Jalan-jalan diluar kota penuh dengan manusia, kebanyakan wanita, mereka berjalan sempoyongan. - Jalan Lain ke Roma Open selalu direndahkan dan dihina oleh teman-temannya bahkan para mrid-muridnya juga. Ia dikeluarkan dari sekolah tempatnya mengajar karena memukul siswa yang mengoloknya. Ia berubah ketika ia membeli Al-Quran terjemahan Moh. Yunus, dan menjadi seorang guru ngaji anak-anak. Open mengajar seorang anak dari Jawa yang sulit mengatakan kata baqa, Open memukul anak itu dan syukurlah kejadian itu tidak fatal. Ibu Open ingin memperkenalkan Open dengan Surtiah, tetapi Open menolaknya karena malu. Ibu Open tidak peduli, akhirnya Open tetap dikenalkan pada Surtiah. Lalu mereka menikah dan Surtiah dibawanya ke kota. Open menjadi seorang penulis terkenal.
dJ4pC. 57 235 208 48 489 135 91 465 386

sinopsis dari ave maria ke jalan lain ke roma