Pertunjukan Padusi Sumber Pikiran RakyatDahulu, teater masih di anggap sebagai suatu yang khidmat dan serius, karena hanya dipertunjukan dalam kegiatan ritual keagamaan. Seiring berjalannya waktu fungsi teater mulai bergeser menjadi suatu hiburan. Achmad 1977 949 berpendapat bahwa teater modern ialah teater yang dipelajari dari Barat, menurut segi susunan naskah, latihan, pementasan, pemikiran, dan cara menonton Untuk lebih memahami sejarah teater modern Indonesia, mari simak penjelasan berikut Sumardjo dalam buku karya Riantiarno 201127 membagi teater modern Indonesia menjadi lima periode, yaitu masa perintisan, masa kebangkitan, masa perkembangan, masa mutakhir, dan masa Perintisan, berlangsung pada tahun 1885-125 yang diawali dengan hadirnya teater bangsawan, masyarakat kelas bawah gemar menonton panggung tiruan Opera yang bercerita tentang kehidupan raja-raja dengan pakaian gemerlapa yang pengucapan dialognya dinyanyikan sebagaimana umumnya sebuah opera. Pada tahun 1891 berdiri Teater Stamboel di Surabaya yang dipimpin oleh August Mahie, teater tesebut membawakan cerita yang bertema timur Kebangkitan, berlangsung pada tahun 1925-1941 yang diawali dengan hadirnya perkumpulan Dardanella yang didirikan oleh A. Pierdro. Pertunjukan tersebut menggunakan bahasa Melayu Rendah. Selanjutnya, hadir Miss Riboet Orion, yakni grup teater yang sukses pada zaman kolonial di Indonesia. Pada tahun 1926 Rustam Effendi menulis naskah menggunakan bahasa Indonesia berjudul Bebasari. Hal tersebut, merupakan awal tetaer modern Indonesia. Masa Perkembangan, berlangsung pada tahun 1942-1970. Pada tahun 1942, para pejajah Jepang memberlakukan sensor terhadap karya-karya naskah lakon Indonesia, pada masa tersebut lahir penulis naskah, seperti Usmar Ismail Liburan Seniman, Abu Hanifah Taufan di Atas Asia dan lainnya. Kemudian, pasca kemerdekaan Indonesia Usmar Ismail, D. Djajakusuma dan Asrul Sani mendirikan ATNI Akademi Teater Nasional Indonesia yang berfunsgsi sebagai pendorong keaktifan grup-grup teater di Indonesia dan pendidik calon-calon seniman teater Indonesia. Pada periode tersebut banyak jumlah pengarang yang produktif dan berkualitas menghasilkan karya, seperti Achdiat Karta Miharja Bentrokan dalam Asmara, Pakaian dan Kepalsuan, Aoh K Hadimaja Lakbok, kapten Syap, Sitor Situmorang Jalan Mutiara dan Teater Mutakhir, berlangsung pada tahun 1970-1980. Pada tahun tersebut terlahir teater-teater yang merupakan perintis dari ATNI, seperti Teater Populer yang dipimpin oleh Teguh Karya pada tahun 1968 dan Teater Lembaga yang dipimpin oleh D. Djajakusuma sebagai dosen ATNI, Pramana Padmodarmaya, dan Wahyu Sihombing sebagai mahasiswa angkatan Pertama ATNI. Masa Kontemporer, berlangsung pada tahun 1980 sampai sekarang. Pada periode pengarang-pengarang sudah yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Hadir dewan kesenian, lembaga kesenian, dan studi kebudayaan yang turut serta mendukung lahirnya tokoh-tokoh teater Indonesia. Hal tersebut juga tidak lepas dari adanya Taman Ismail Marzuki yang ikut serta memberikan warna dan corak teater Indonesia dan sayembara- sayembara yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta yang telah terjamin kualitas 2015. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung Percetakan 2011. Kitab Teater. Jakarta Gramedia Widiasarana Syaeful Anwar, 2012. Perkembangan Teater Kontemporer Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok.
6 Periode Awal Perkembangan (1945-1960) Sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya, pada masa ini bermunculan seniman yang berkonsentrasi dalam teater. Ketika itu banyak tokoh yang sangat terkenal, di antaranya Utuy Tatang Sontani, Motinggo Busye, Kirjomulyo, Nasjah Djamin, dan B. Sularto. Cerita dalam periode ini mengangkat tema romantik
Perkembangan teater nontradisional di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1 Periode Opera Abdul Muluk Mengapa dikatakan periode Abdul Muluk? Karena pada zaman ini terdapat sebuah opera yang bernama Opera Abdul Muluk. Opera Abdul Muluk ini berisi cerita, pantun, dan syair berbahasa Melayu. Periode ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, opera ini dapat dikatakan mati. 2 Periode Pembenihan Pertama 1891 Seperti halnya periode sebelumnya, periode ini ditandai dengan adanya sebuah teater yang berbentuk orkes stambul. Orkes ini merupakan sebuah pertunjukan yang berbentuk opera atau drama musik. Cerita yang dibawa-kannya berupa kisah atau hikayat yang berasal dari Persia, seperti Seribu Satu Malam, Ali Baba, dan Abu Nawas. Selain cerita dari Persia, terkadang orkes stambul ini membawakan kisah dari Eropa dan India. Meskipun mengambil cerita atau kisah dari luar negeri, ceritanya telah disesuaikan dengan keadaan atau realitas sehingga ceritanya sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia. 3 Periode Pembenihan 1926 Periode pembenihan ditandai dengan adanya film Eropa yang masuk ke Indonesia. Para seniman Indonesia menyalurkan kreativitasnya dengan cara mengadopsi cerita dari luar Nusantara. Salah satu bentuk pertunjukan dalam periode ini adalah Dardanella yang dipimpin oleh Andjar Asmara. Dardanella ini merupakan sebuah sandiwara opera dalam bahasa Melayu-Tionghoa. Periode ini dapat dikatakan sebagai titik tolak kemajuan teater Nusantara karena sudah menggunakan cerita dalam bentuk struktur lakon. Cerita yang sering dipertunjukkan dalam periode ini yaitu cerita yang berbentuk roman. 4 Periode Pembangkitan 1926-1942 Tentunya kamu sudah tahu bahwa pada masa ini rasa nasionalisme sangat tinggi. Nah, dari kesadaran nasionalisme ini lahirlah cerita yang bertema kepahlawanan dan romantik-idealistis. Kreativitas para seniman pun bermunculan. Hal ini terbukti dari menjamurnya kelompok kecil sandiwara di seluruh Nusantara. Selain itu, ceritanya disusun sendiri dalam bentuk lakon. Tokoh yang terkenal pada periode ini adalah Rustam Efendi dan Sanusi Pane. 5 Periode Pembangunan 1942-1945 Tidak berbeda jauh dengan masa sebelumnya, rasa nasionalisme melekat dalam periode ini. Waktu itu, arena pertunjukan menjadi wadah pergerakan kemerdekaan. Mengapa pada masa periode ini tumbuh subur teater? Karena masa penjajahan Jepang dibuka seluas-luasnya kegiatan yang menyangkut kebudayaan. Teater yang sangat berpengaruh ketika itu adalah Mayo. Tokoh teater pada masa ini adalah Usmar Ismail, Idrus, dan El Hakim. Cerita yang melekat dalam periode ini adalah romantisme perjuangan. 6 Periode Awal Perkembangan 1945-1960 Sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya, pada masa ini bermunculan seniman yang berkonsentrasi dalam teater. Ketika itu banyak tokoh yang sangat terkenal, di antaranya Utuy Tatang Sontani, Motinggo Busye, Kirjomulyo, Nasjah Djamin, dan B. Sularto. Cerita dalam periode ini mengangkat tema romantik-realistis yang diperkaya dengan lakon-lakon daerah yang diolah kembali. 7 Periode Produktif 1955-1965 Sesuai dengan nama periodenya, masa ini sangat produktif dalam pengembangan seni teater. Selain teater, bermunculan pula sekolah teater seperti ATNI, STB, Teater Indonesia, HSBI, dan Teater Muslim. Pada periode ini, pertunjukannya sudah menggunakan lakon-lakon saduran seperti Hamlet. 8 Periode Kontemporer 1965-kini Periode ini dapat disebut juga periode pembebasan. Periode pembebasan ini dapat dilihat dari bentuk teater yang tersendiri tanpa terikat dari berbagai kaidah. Selain cerita yang ditulis sendiri, berbagai saduran dan terjemahan pun mulai banyak dipentaskan dengan bentuk yang bervariasi. Tentunya hal ini menambah semarak khazanah seni teater di Nusantara. Tokoh yang muncul dalam periode ini di antaranya Teguh Karya dengan grup teater Populer, Rendra dengan grup teater Rendra, N. Riantriarno dengan grup teater Koma, dan masih banyak lagi grup teater lainnya. Pada periode ini juga ditandai dengan banyaknya penulis cerita lakon yang berperan ganda sebagai sutradara.karyamereka yang bisa disebutkan di sini antara lain adalah terang bulan terang di kali kumpulan cerpen dan nyai dasima karya s m ardan hitam putin kumpulan cerpen karya mohamad ali robohnya surau kami kumpulan cerpen karya a a navis kawat berduri karya trisno yuwono, nyai dasima sebuah nama yang sangat populer baik dunia sastra teater lenong dll “Teater merupakan salah satu ragam seni pertunjukan yang tak pernah lekang oleh waktu. Keberadaan dan sejarah teater sudah ada sejak zaman dahulu hingga saat ini. Berikut ini adalah serba-serbi teater yang wajib kita tahu.” Berita Pendidikan – Teater berasal dari bahasa Yunani “theatron” θέαρον yang berarti tempat atau suatu gedung pertunjukan. Dalam bahasa Inggris, teater disebut “theatre” dan “théâtre” dalam bahasa Prancis. Teater merupakan salah satu ragam seni bermain peran atau drama yang menampilkan suatu cerita kehidupan nyata di atas suatu pagelaran atau pentas. Oleh Veronika Penulis Berita PendidikanOrang-orang kerap menyamakan teater dengan drama, padahal keduanya berbeda. Drama merupakan salah satu karya sastra hasil dari penggambaran tingkah laku manusia melalui gerak tubuh, sementara teater adalah semua tontonan yang ditampilkan di depan banyak cerita drama cenderung melukiskan realita suatu kehidupan, watak dan tingkah laku manusia. Sedangkan alur cerita teater dapat terbentuk dari suatu drama yang terkenal dengan sebutan proses teater atau berteater. Daftar IsiSejarah drama Teater di duniaSejarah teater di IndonesiaSejarah Teater Setelah KemerdekaanJenis Teater Dalam PementasanTeater dramatikTeater gerakDrama musikalTeater bonekaUnsur Utama Dalam teaterSutradaraPemainNaskahPropertiPenataanUnsur Eksternal dalam TeaterDirektorProduserStage managerDesainerCrewAsisten sutradaraFungsi TeaterTeater sebagai media ekspresiTeater sebagai media pendidikanTeater sebagai sarana hiburanTeater sebagai keperluan upacaraTeknik Bermain TeaterContoh Teater Tradisional dan ModernTeater tradisional dan sejarahTeater modern Sejarah drama Teater di duniaSebelumnya sudah disebutkan bahwa teater berasal dari kata “theatron” dari bahasa Yunani. Ternyata theatron terbentuk dari kata lain, yaitu “theaomai” yang memiliki arti “melihat”. Oleh sebab itu, teater berarti suatu gedung tempat menyaksikan teater ternyata bermula dari zaman Yunani Kuno yang terbukti setelah adanya penemuan arkeologi dan berbagai catatan lukisan dinding, artefak, dekorasi dan hieroglif tentang beragam adegan, salah satunya adalah upacara keagamaan, festival dan nyanyian sebagai penghormatan kepada dewa. Masa teater Yunani Kuno berlangsung sekitar tahun 534 Sebelum tahun Masehi hingga Masehi, terjadi perkembangan teater Zaman Reneisance di Inggris dan Zaman Renaisance di Zaman Renaisance di Inggris, banyak para dramawan yang lahir dengan karya-karya yang luar biasa. Karya yang lahir dan besar pada zaman itu merupakan hasil pikiran Wiliams Shakespeare, seperti Romeo and Juliet, Hamlet, Machbeth dan masih banyak Prancis, Zaman Renaisance banyak mengambil hikmah dari teater zaman Yunani Kuno yang berjaya kala itu. Masyarakat di sana menamainya sebagai Neo Klasik atau Klasik Baru dengan ciri khas gaya yang lebih lembut, anggun dan satu pengarang yang terkenal era tersebut adalah Moliere dan karyanya yang berjudul Tartuffe, The Misanthrope dan masih banyak Juga Beritaku Theater Tradisional Indonesia Termasuk Ciri-Ciri dan ContohnyaSejarah teater di IndonesiaDi Indonesia, kemunculan teater berawal sejak Zaman Hindu. Pelaksanaan upacara adat agama tersebut kemudian menjadi mula teater sebagai seni pertunjukan suku dan budaya serta keinginan masyarakat ingin melepaskan diri dari unsur teater dalam pelaksanaan upacara adat merupakan tonggak lahirnya teater tradisional Indonesia. Beberapa di antaranya adalah lenong, ludruk, wayang kulit, ketoprak, arja, dan masih banyak pengaruh budaya lain ke Indonesia berhasil melahirkan teater transisi atau teater moderen. Sentuhan teknik teater barat dari para penjajah Belanda pada tahun 1805 turut mewarnai teater teater transisi juga terus berlangsung, terbukti dengan adanya pembangunan Gedung Kesenian Jakarta, Komedie Stamboel dan Sandiwara Dardanella hingga zaman penjajahan Jepang. Pada masa itu, terdapat Sandiwara Orion dan Komidi tahun 1920-an, Indonesia memiliki banyak Pujangga Baru yang menulis banyak kisah penjajahan dan penindasan. Penggunaan bahasa Indonesia pada bentuk dialog antar tokoh dan sajak terpakai pada unsur teater periode sekitar periode tahun 1930-an, teater yang berkisah penindasan masih ada namun bertambah warna dengan sentuhan kisah mistis dan cerita Supriadi, Mr, Singgih, Dr, Satiman Wirtosandjojo dan Ir. Soekarno menjadi tokoh penulis cerita pada periode Teater Setelah KemerdekaanPeriode tahun 1940-an teater berkembang selama penjajahan Jepang. Berlanjut hingga periode tahun 1950-an sebagai perkembangan teater pada masa awal tahun 1960 hingga 1970-an kreasi teater dengan tarian, dagelan dan unsur etnis lain mulai menarik minat periode terakhir perkembangan teater di Indonesia terbagi menjadi periode tahun 1980 hingga 1990-an dan teater kontemporer periode tahun 1980-1990-an, teater berkembang dan mulai berdiri lembaga khusus untuk seni tersebut. Sementara teater kontemporer Indonesia memberikan unsur teater konvensional dan eksperimental dengan jangkauan ekspresi lebih Teater Dalam PementasanKesenian Wayang OrangDi dalam pementasan, teater setidaknya terbagi menjadi empat macam. Berikut ini merupakan penjelasan dari jenis-jenis dramatikTeater dramatik adalah pertunjukan teater yang mementaskan drama yang diperankan para pemainnya. Pada teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis, situasi cerita dan latar belakang harus gerakTeater gerak adalah pertunjukan teater yang menggunakan gerak serta ekspresi wajah dan tubuh pemainnya sebagai unsur utama. Nyaris seperti pertunjukan pantomim, teater gerak juga membatasi atau menghilangkan musikalDrama musikal adalah pertunjukkan teater hasil dari gabungan seni musik, tari dan akting. Unsur musik, nyanyian dan gerak lebih utama dibandingkan dengan dialog para pemainnya. Pertunjukan kabaret adalah istilah drama musikal yang terkenal di panggung bonekaTernyata, teater boneka sudah ada sejak zaman dahulu. Terbukti dari peninggalan di makam-makam India Kuno, Yunani dan mesir. Teater boneka merupakan pertunjukan teater yang menggunakan ragam boneka sebagai visualisasi para pelaku. Boneka yang kerap digunakan adalah boneka tangan, boneka tongkat dan boneka Juga Beritaku Keunikan Teater Definisi, Sejarah, Ciri Serta 3 Teknik Latihan Pra PentasUnsur Utama Dalam teaterAgar teater terselenggara dengan baik maka unsur-unsur di dalamnya harus lengkap dan terorganisir. Di dalam teater terdapat dua unsur utama, yaitu unsur internal dan internal pada teater adalah segala sesuatu yang mendukung pertunjukan dari dalam. Unsur internal teater terdiri dari sutradara, pemain, naskah, properti dan adalah orang yang memimpin sekaligus mengatur pembuatan teater secara teknis dan atau pemain teater adalah orang yang berperan di dalam pertunjukan teater sebagai tokoh tertentu. Pemain terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pemeran utama, pemeran pembantu dan pemeran tambahan. Pemain di dalam teater menghasilkan unsur gerak dan suara sesuai dengan jenis teater yang atau skenario adalah teks berisi kisah lengkap dengan nama tokoh serta adalah perlengkapan yang mendukung pementasan teater. Di dalam gelaran teater, biasanya properti bisa berupa kursi, meja, hiasan ruang dan masih banyak dalam teater, penataan mengarah para seluruh pekerja yang mendukung terwujudnya pertunjukan itu. Beberapa di antaranya ialah, tata busana, rias, lampu, dan Eksternal dalam TeaterUnsur eksternal teater adalah bagian yang bertanggung jawab untuk mengurus segala sesuatu di luar pementasan. Beberapa unsur staf eksternal teater, yaitu direktor, produser, stage manager, desainer, crew dan adalah orang yang bertugas untuk memimpin koordinasi pelaksanaan pertunjukan teater, membawa naskah, serta mempersiapkan para dalam teater adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengurus produksi secara keseluruhan serta menetapkan berbagai anggaran, program kerja, serta mengurus kepanitiaan dan posisi di managerStage manager atau manajer panggung adalah orang yang bertugas untuk memimpin panggung dan membantu direktor atau sutradara. DesainerDesainer adalah orang yang bertugas untuk mempersiapkan aspek visual dalam pertunjukan teater, seperti setting, properti, perlengkapan dan tata suara atau kru adalah orang yang membantu menyelenggarakan teater sesuai dengan bagiannya. Beberapa kru penting yang harus ada di dalam teater, yaitu pentas, tata lampu, tata suara musik, dan sutradaraAsisten sutradara adalah orang yang membantu sutradara dalam memilih naskah, aktor dan semua hal yang diperlukan oleh sutradara atau direktor. Fungsi TeaterDalam praktiknya, teater memiliki empat fungsi utama. Berikut ini adalah fungsi teaterTeater sebagai media ekspresiSebagai wujud suatu karya seni, teater berfungsi sebagai media ekspresi melalui gerak-gerik atau perilaku serta dialog atau sebagai media pendidikanTeater sebagai media pendidikan merupakan wujud seni kolektif sehingga pertunjukannya harus melibatkan banyak orang. Di dalam pertunjukan teater, pesan positif dari suatu cerita akan tersampaikan kepada penonton melalui permainan para sebagai sarana hiburanPenonton yang terhibur di dalam pertunjukan teater merupakan salah satu wujud dari fungsi teater sebagai sarana hiburan. Oleh sebab itu, semua elemen di dalam teater harus bekerja keras untuk memberikan penampilan yang maksimal selama sebagai keperluan upacaraTeater sebagai keperluan upacara biasanya berhubungan erat dengan persembahan kepada dewa tertentu. Di Indonesia, fungsi tersebut lekat dengan teater tradisional tanpa penonton, Hal tersebut karena peserta upacara adalah bagian dari anggota Bermain TeaterTeknik bermain teater terbagi menjadi tiga, yaitu olah tubuh, olah suara dan olah tubuh adalah latihan yang berguna untuk mendukung kemampuan pemain teater dalam mewujudkan penampilan akting yang suara adalah latihan yang berguna untuk mengolah suara para pemain teater sehingga penguasaan intonasi, diksi dan artikulasi dalam dialog dapat terucap dengan rasa adalah latihan yang berguna untuk mencapai keindahan dan keterampilan pemain teater dalam mewujudkan berbagai emosi, perasaan dan pikiran dari sosok yang diperankannya. Baca Juga Beritaku Tulisan Yang Merangkum, Tanya Jawab Seputar Drama Teater, PementasanContoh Teater Tradisional dan ModernKelas teater berbeda-beda, ada yang memiliki aliran tradisional dan ada yang tradisional dan sejarahDi Indonesia, teater tradisional punya istilah lain, yaitu teater daerah. Teater tradisional adalah suatu pertunjukan teater yang pemainnya berasal dari daerah itu dan mengisahkan tentang cerita zaman dahulu atau suatu keprihatinan masyarakat di juga sesuai dengan adat dan mencirikan daerah serta kebudayaan lingkungannya. Beberapa contoh teater tradisional antara lainWayang merupakan teater tradisional yang berkembang di Pulau Jawa dan gong merupakan teater di Bali yang mencampurkan unsur teater modern Barat dan teater tradisional dari merupakan teater tradisional masyarakat Minangkabau yang dipentaskan secara beregu dan menceritakan tentang cerita rakyat dari Sumatera merupakan teater tradisional dari Kalimantan Selatan yang berasal dari Kesenian Badamuluk pada tahun merupakan teater tradisional dari Sunda yang menekankan pada tarian ogel atau merupakan teater tradisional yang populer di Yogyakarta dan Jawa merupakan teater tradisional dari Jawa Timur yang semua pemainnya berjenis kelamin merupakan teater tradisional dari Betawi yang berasal dari Lien Ong, seorang saudagar dari merupakan teater tradisional dari modernTeater modern adalah pertunjukan teater yang berkembang di kota dan terpengaruh oleh teori dari dunia Barat. Berikut ini merupakan contoh teater Koma adalah grup teater milik Teguh Populer adalah grup teater yang berdiri atas prakarsa Nano Kecil adalah grup teater milik Arifin C. Mandiri adalah grup teater milik Putu Wijaya. Dengankata lain, secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act) sehingga tindak- tanduk pemain di atas pentas disebut acting.Istilah acting diambil dari kata Yunani “dran” yang berarti, berbuat, berlaku, atau beraksi.Karena aktivitas beraksi ini maka para pemain pria dalam teater disebut actor dan Seni rupa kontemporer merupakan sosok nan selalu menjadi sorotan kontroversi masyarakat. Sungguhpun sederhananya seni masa kini adalah seni masa kini nan tengah mengalami proses perkembangan, tetapi representasinya tak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah yang selalu menimbulkan kontroversi. Seni kontemporer tidak sesederhana seni klasik yang sudah lalu mapan dan congah puas puncak kreasi tertinggi pada suatu masyarakat. Seni mutakhir itu radikal, sulit dipahami tambahan pula tidak invalid publik yang dibuat gerah karenanya. Maka bermula itu subjek ini lewat terdepan cak bagi dipahami seharusnya kita dapat mengikutinya atau bahkan mematahkan idenya. Signifikasi Seni Rupa Kontemporer Pengertian seni rupa masa kini berarti seni rupa yang diciptakan tertarik pada beraneka rupa konteks ruang dan waktu yang menudungi seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal terbit Bahasa Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa ataupun mereka yang atma lega masa yang bersamaan D. Maryanto, 2000. Artinya Seni rupa masa kini bersifat kekinian karena diciptakan di periode yang masih bersamaan dengan kita dan dunia seni secara umum. Meskipun sejenis itu istilah “seni rupa masa kini” tidak dapat diterjemahkan serupa itu saja seumpama seni masa kini seperti yang dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di marcapada masih menimbulkan perdebatan. Terutama karena enggak ada ciri khusus nan dominan dan dapat dirujuk bagi menunjuk sreg suatu praktik atau rang seni nan baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih n domestik tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik perumpamaan seniman, kritikus maupun sekadar sekedar penikmat. Polemik Istilah Seni Rupa Masa kini Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, seni kontemporer sampai momen ini masih menjadi perdebatan, lain namun dalam praktik wacana seni rupa sekadar, tapi sekali lagi di manjapada seni secara mahajana, baik itu seni irama, tari, dsb. Secara garis osean, polemik nan hingga kini masih terjadi dapat dipilah menjadi dua perspektif utama, yakni sebagai berikut. Pertama, secara leksikal istilah berasal Bahasa Inggris “Contemporary” terikat dengan waktu, ialah “musim kini” yang jelas mengandung masalah. Sebab masa lalu pula detik musim masa ini belum muncul yaitu masa kini Sumartono, 2000, hlm. 23. Temporal sense masa saat ini maupun semasa dengan masyarakatnya menimbulkan persoalan, sebab “semasa” dapat mengacu pada perian yang luwes, misalnya sepanjang waktu yang dilalui makanya seniman maupun beberapa musim belakangan ini, atau satu sepuluh tahun? Irianto, 2000, hlm. 75. Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih dikatikan dengan eksistensi wujud karya seni nan representasinya berbeda dari cara-prinsip seni maju maupun seni klasik nan telah mapan. Seperti yang disampaikan oleh Arthur Danto dalam bukunya The End of Art 1995, hlm. 10 sebagai berikut. “Contemporary” in its most obvious sense means simply what is happening now contemporary art would be the art produced by our contemporaries… But as the history of art has internally evolved, contemporary has come to mean an art produced within a certain structure of production never, I think, seen before in the entire history of art. So just as modern’ has come to denote a style and even a period, and not just recent art, contemporary art’ has come to designate something more than simply the art of present moment. Pemaknaan istilah kontemporer yang tercalit dengan persoalan representasinya ini pun cakupannya silam luas. Pengertian yang beredar luas di umum koteng menganggap bahwa seni rupa kontemporer berarti seni rupa bertamadun dan seni rupa alternatif. Misalnya seperti Instalasi, happening art, performance art, video art dan video mapping yang berkembang di mutakhir. Dengan demikian, riuk satu pemaknaan yang boleh disimpulkan buat mendefinisikan seni masa kini adalah berbagai fenomena dan karya seni nan diciptakan maka dari itu seniman di masa nan terikat dengan berbagai konteks nan menyelubunginya sama dengan hal dan berbagai hal serta fenomena di zaman beliau hidup yang representasinya menumpu berlainan dengan seni klasik dan bertamadun waktu-waktu sebelumnya. Sejarah Seni Rupa Kontemporer Pemahaman mengenai seni rupa kontemporer juga bisa kita dapatkan dengan bercermin sreg rekaman seni. Terutama, sejarah seni rupa mutakhir sendiri. Lamun terukur plonco, tetapi kita sudah boleh melacak kemunculannya pecah zaman modern. Di Barat, referensi seni rupa kontemporer dimulai dengan menunjukkan plong berakhirnya era modernisme dalam seni rupa maju art. Sebab-sebab terjadinya ketegangan itu di antaranya adalah penciptaan karya seni rupa yang menjadi terlalu mudah. Setiap kecondongan dari sebuah karya yang baru namun diciptakan seolah-olah sudah ada sebelumnya. Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang bermanfaat “kombinasi dilihat” Sumartono, 2000, hlm. 22. Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern nan mutakadim tidak relevan pula dengan berjenis-jenis karya mentah yang tercipta pada masa itu. Berakhirnya era seni rupa maju memunculkan kebutuhan cak bagi terminologi baru. Munculah istilah post modernism masa setelah modern sebagai penggantinya. Kemudian istilah itu dipakai kerumahtanggaan praktik seni rupa di Barat yakni karya seni nan berkecenderungan dengan masa postmodern setelah zaman modern. Hanya penggunaan istilah postmodern ternyata mengandung persoalan. Hal itu karena kompleksitas dan diversitas konotasi yang dibawanya. Lega akhirnya istilah yang makin banyak digunakan adalah seni rupa kontemporer. Seni rupa masa kini dapat dikatakan sebagai referensi dalam praktik seni rupa di Barat nan praktiknya menunjuk kepada tren periode postmodern. Kecenderungan tersebut secara tidak langsung menyiratkan wacana dalam seni rupa yang inkompatibel modern. Hal itu disebabkan karena keseleo satu paradigma kemunculan posmodern adalah pola yang menolak modernisme. Aturan-aturan bertamadun yang ditolak diantaranya yaitu usia universalisme n domestik budaya, kolektivitas, membelakangi tali peranti, menganjurkan teknologi dan individualitas I. M. Pirous, 2000. Dominasi Barat akan seni juga sudah terhitung banyak disadari waktu ini, bahkan bikin masyarakat Barat seorang. Maka dari itu karena itu, seni mutakhir sekali lagi biasanya diiringi makanya perlawanan terhadap budaya Barat, termasuk oleh hamba allah Barat seorang, seperti bagaimana sebagian teoretikus Barat juga kini memilih untuk berfilosofi secara ketimur-timuran. Intern perjalanannya, adat-sifat maju dianggap mengesampingkan berbagai produk kesenian non-Barat yang dianggap lebih rendah bersumber seni modern karena berperangai tradisional. Resan itulah yang ditentang oleh para seniman postmodern. Karena sifat-sifat modern dianggap tidak memufakati karya seni rupa tradisonal yang dihasilkan oleh satu budaya komunal bak karya seni rupa nan sebabat dengan karya seni rupa bertamadun. Ciri dan Adat Seni Rupa Masa kini Berikut adalah beberapa ciri seni rupa masa kini yang bisa kita pastikan bagi tentatif perian ini. Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni dengan meleburnya batas-had antara seni lukis, reca, kriya, teater, nada,dan sebagainya Sebaliknya Isu-isu nan diwacanakan yakni kesetaraan antara etnis dan gender, HAM, lingkungan sukma, poin tradisi dan persatuan macam yang enggak Memiliki gairah moralistik yang brerkaitan dengan dimensi sosial dan politik umpama tesis. Karena sifatnya yang masih radikal dan kontroversional, seni mutakhir menentang diminati media massa kerjakan dijadikan komoditas pewacanaan ibarat aktualitas berita dengan issue terkini dan fashionable Mengutamakan variasi media seni baru seperti instalasi, performance art, video dan sebagainya. Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer andai wujud seni Ciri kontemporer dalam pustaka seni rupa dikukuhkan dengan semangat pluralisme macam. Berorientasi bebas tetapi menghilangkan batasan-batasan dogmatis halal dalam dunia seni rupa. Internal seni rupa kontemporer batasan medium dan dikotomi seni seperti mana “seni lukis”, “seni patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan. Aklimatisasi bebas dan medium nan bukan terbatas memunculkan karya-karya dengan alat angkut-media non konvensional. Hal itu menimbulkan perspektif mentah tentang keanggunan seni, serta kian kesatria menunggangi konteks sosial, ekonomi serta politik Sumartono, 2000. Meskipun ada pemaknaan idiosinkratis dan ciri dalam wacana seni rupa kontemporer seperti telah disebutkan di atas, fungsi leksikal masa kini yang menunjukkan konteks kekinian lain dapat diabaikan. Berdasarkan konteks hari kini, seni rupa kontemporer dipandang sebagai karya seni yang ide dan pembahasannya dibentuk serta dipengaruhi sekaligus merefleksikan kondisi yang mencelup keadaan zaman ini panggung “budaya global” menyeruak, yang menebarkan banyak yuridiksi dan menjadi penyebab berbagai perubahan dan jalan Sumartono, 2000. Pada risikonya seni rupa kontemporer adalah pustaka yang masih dalam tahap urut-urutan dan belum punya ciri atau ide yang boleh dibakukan. Transendental Seni Rupa Kontemporer Jika kita membedahnya berlandaskan jenis maupun ragam nan sebetulnya ditolak pula oleh seni kontemporer, maka kita bisa menemui bilang wahana baru yang sayang digunakan oleh para seniman masa kini, meliputi Seni Instalasi, Happening Art, Performance Art, Video Art, Video Mapping. Seni Instalasi Seni Instalasi merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan menggabungkan berbagai media baik dua dimensi maupun tiga dimensi dan bukan kurang pada pengelompokan jenis seni rupa seni lukis, patung, dll sehingga menciptakan menjadikan wahdah mentah. Karya seni ini pula rata-rata menawarkan interaktivitas bagi tamu pameran, misalnya pengunjung boleh menggambar pendapatnya puas kanvas alias sesederhana petandang boleh menekan tombol untuk menggerakan sesuatu. Interaktivitas tersebut menimbulkan dialog sekaligus, sehingga memberikan perspektif dan skor tidak yang selama ini kurang mendapatkan sorotan dari seni yang sudah mapan sebelumnya seni klasik. contoh seni kontemporer, seni instalasi “forest of numbers” oleh emmanuelle moureaux. Penejelasan lebih contoh mengenai Seni Instalasi dapat diperoleh melalui link dibawah ini Baca sekali lagi Seni Instalasi & Pengertian, Sejarah, Kategori Konseptual Happening Art Happening Art adalah persilangan antara pameran seni rupa dan pertunjukan teatrikal. Rata-rata bentuk seni ini menghindari pendayagunaan unsur-elemen teater tradisional, seperti alur cerita, kepribadian pemain dan adegan. Meskipun begitu tema dan naskah ki ajek dibuat sreg karya ini, hanya saja di dalamnya lebih banyak terjadi monolog. Performance Art Banyak masyarakat bahkan limbung seniman koteng sering keliru mengasingkan antara Performance Art dan Happening Art. Performance art memang mirip dengan happening art, merupakan gabungan seni pertunjukan dan seni rupa, hanya investigasi representasinya teguh menjurus sreg aspek visual. Performance Art lain membutuhkan dialog atau monolog adakalanya. Contoh seni rupa kontemporer Performances art Freak on a leash. Video Art Sebetulnya media seni ini enggak begitu hijau, saja kemunculannya bertambah banyak di era waktu kini’ yang mengacu pada tahun 1970-an hingga masa ini sedikitnya hingga saat artikel ini ditulis. Intinya Video Art menyampaikan gambar bergerak plong cucur monitor. Video Mapping Video Mapping sekurang-kurangnya menggabungkan dua jenis seni rupa yang salah satunya adalah Video Art nan disorotkan menggunakan proyektor pada diversifikasi seni lainnya. Berbagai aspek visual puas video nan disorotkan disesuaikan di mapping/dipetakan dengan spesies seni bukan seperti arsitektur, instalasi bahkan ke seni tari dan pertunjukan. Pemetaan antara video dan jenis karya lainnya tersebut memasrahkan nuansa dan perspektif plonco bagi dunia seni rupa dan seni secara publik. Konklusi Seni masa kini hingga kini masih menunjukkan wacana seni bentrok modernisme yang mengagungkan pluralisme. Namun ironisnya enggak mau menunggangi jenis atau media seni yang dianggap preskriptif dan terlalu universal. Sehingga seniman memilih menggunakan medium non konvensional, mengarah bebas, tak terikat plong konvensi-konvensi nan baku. Meniadakan dikotomi/pengkotakan serta makin berani sampai ke permasalahan sosial, ekonomi, dan politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak memberikan pengaruh yang cepat terhadap persilihan dan perkembangan sosial dan budaya seluruh masyarakat bumi. Jadi, apa dan seperti segala apa seni masa kini itu? Berkacalah ke dunia hari ini dan beberapa dekade ke belakang. Seandainya kita melakukannya, maka semakin jelas bahwa seni telah dipengaruhi atau dipaksa untuk timbrung berselisih dengan berbagai momen besar bumi menutupi internet, kemudahan dalam mendapatkan kabar menerimakan distrupsi megah terhadap semua sektor industri tercatat seni; semakin berkembangnya teknologi digital nan kini menginjak semakin mencapai dunia nyata dan tidak hanya terserah di dunia lelembut, ialah revolusi industri pergolakan independensi berpendapat dan pilihan gaya nyawa tiba berasal otonomi beragama, kesetaraan gender, kemunduran demokrasi beraneka macam kelemahannya semakin muncul ke rataan, dsb. Semua itu sudah lalu memaksa seni menghadapi putaran baru di zaman nan serba cepat dan transformatif ini. Semuanya dapat tiba-tiba berubah baik kerumahtanggaan segi postitif dan negatif. Bahkan, bisa makara sebenarnya kita sedang mengalami kematian kedua semenjak seni sekali lagi. Dapat disimpulkan bahwa seni rupa masa kini adalah seni nan sedang dalam tahap kronologi dan bereksplorasi minus henti berdasarkan konteks yang semenjana terjadi di masa sekarang, momen ini, ruang temporal ini, beserta heterogen ramalan atau prakiraan perian depan dan tentunya masih melibatkan dominasi masa terlampau yang dapat kaprikornus diangkat ulang dalam dialektika yang enggak pernah usai. Bacaan Representasi Pagar adat dan Nilai Budaya Lokal dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta. Sumartono. 2000. Peran Dominasi intern Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta, dalam Outlet Yogya kerumahtanggaan Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti. Irianto, Asmudjo Jono. 2000. Konteks Tradisi dan Sosial Politik dalam Seni Rupa Mutakhir Yogyakarta Era 90-an, dalam Outlet Yogya dalam Seni Rupa Mutakhir Indonesia. Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti. Arham selaku sutradara dalam video kurasi lentera mengungkapkan bahwa dipilihnya naskah “Dapur” untuk ditampilkan karena sang penulis naskah yaitu Luna Vidya merupakan salah seorang penggiat teater yang hebat di Makassar. “Kenapa kita pilih naskah Luna Vidya karena dia salah salah satu pe-teater hebat di Makassar, kita ingin menunjukan